Rabu, 08 Agustus 2012

Pameran Papua (SUKU KAMORO)


Galeri-hasil karya Ukiran kayu Kamoro
Papua adalah daerah paling timur Indonesia dan setiap kali kita bertanya akan kata papua pasti yang paling kita keteahui adalah keanekaragaman sukunya yang sangat banyak sekali dan jika kita ditanya perihal suku apa saja yang terdapat di papua pasti kita menyebutkan salah satunya suku Asmat. Ya… suku Asmat… Suku asmat sering kita lihat perkembangannya di media dan selalu mencuak ke permukaan ,akan tetapi dari sekian banyak suku yang ada di Papua ternyata ada salah satu suku yang bisa dikatakan kurang dikenal oleh masyarakat banyak ataupun bisa dikategorikan terlupakan.sebut saja Suku Kamoro.Belum lama ini ada pameran budaya papua khususnya suku Kamoro yang diadakan di Bentara Budaya Jakarta pada tanggal 31 Juli – 05 Agustus 2012 lalu yang diresmikan pembukaannya oleh salah satu Kepala suku Kamoro yang juga dihadiri oleh dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup RI, Prof. Dr. Balthazar Kambuaya, MBA. Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yang juga Guru besar bidang Antropologi UI, Prof Dr Meutia F Hatta serta Dr Kalmann ‘Kal’ Muller, warga negara Amerika yang telah menghabiskan waktu 17 tahun bersama orang Kamoro.(Kal Muller_warga asing yang peduli dan cinta dengan adat istiadat Indonesia khususnya suku Kamoro Papua).
Pekan Pameran Ragam Budaya Papua ini menghadirkan delapan orang Maramowe dari beberapa kampung di tanah Kamoro serta dilengkapi berbagai aktivitas budaya seperti pertunjukan seni (mengukir, tarian), upacara tradisi, dialog budaya, pemutaran film etnografi, kuliner Kamoro.serta hasil karya para pengrajin dan hasil karyanya itu juga dapat kita peroleh dengan cara membelinya  dengan harga yang sebanding dengan nilai seni dan kualitasnya.
Galeri_ karya foto rakyat Kamoro Pesisir
Sepintas mengenai masyarakat Kamoro adalah salah satu suku yang sangat suka  hidup di sepanjang pesisir Selatan Papua , Ada 40 kampung di sini dan dihuni oleh sekitar 18.000 orang. Salah satu hasil karya budaya khas dari suku Kamoro adalah Maramowe.,dan oleh faktor itulah membuat tradisi budaya maramowe (para pengukir tradisional)mulai punah. ini disebabkan karena  para pengukir lebih memilih bekerja di pelabuhan yang dekat dengan pesisir lebih ‘menghasilkan’ dari pada mengukir.
Oleh karena itulah  Acara diadakan  untuk mengangkat budaya Papua Kamoro yang sudah hampir punah agar bisa dilestarikan kembali sehingga Kamoro bisa terselamatkan dari kepunahan dan ketidak pedulian kaum pemuda dan masyarakat Kamoro sendiri.
Pesan dari pameran ini adalah bukan hanya ditujukan bagi suku Kamoro saja akan tetapi bagi semua kita warga Indonesia terlebihnya kaum pemuda negeri ini agar lebih menghargai dan lebih mengenal akan kekayaan adat istiadat dinegeri ini agar dapat dilestarikan bahkan dapat membawa dan memperkenalkan segala tradisi dan adat istiadat Indonesia secara Universal.
Panah warga Kamoro
pengunjung mengabadikan karya kamoro

hasil karya kamoro yang dijual bagi pengunjung


foto kegiatan warga kamoro

By : Eben Ezer Simbolon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar